Dosen UPN Veteran Yogyakarta Adakan Pengabdian Pengelolaan Keuangan dan Aset Masjid Berbasis Digital

  • Senin 01 September 2025
  • Oleh : Admin
  • 110
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Fungsi utama masjid adalah sebagai tempat ibadah umat Islam.  Selain fungsi utama tersebut, masjid memiliki fungsi lainnya yang berperan penting dalam perkembangan umat muslim. Diantara fungsi lainnya adalah; sebagai sarana tempat berkumpul (musyawarah, diskusi, dauroh/seminar), menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat da’wah dan kebudayaan Islam, kegiatan sosial, pembinaan umat,  pusat kaderisasi umat dan sebagainya.

Masjid juga merupakan suatu organisasi sektor publik nirlaba yang dalam menjalankan aktifitasnya dikelola oleh sumber daya secara sukarela dan ikhlas. Dengan demikian, Masjid perlu menyusun laporan keuangan yang akurat dan akuntabel. Namun sayangnya masih ada masjid yang belum bisa menyusun dan mengorganisasikan pengelelolaan keuangan dan asetnya secara profesional berbasis digital. Salah satunya adalah Masjid An-Nashir yang  terletak di Kampung Tegalsari Umbulharjo Yogyakarta. Masjid An-Nashir terletak di perkampungan yang padat penduduk, sehingga memiliki banyak jama’ah yakni sekitar 300 jama’ah. Oleh sebab itu Dosen UPN Veteran Yogyakarta; Dwi Sudaryati, Sucahyo Heriningsih, dan Dewi Novianti berinisiasi menyelenggarakan pengabdian untuk membantu pengelolaan keuangan dan asset masjid berbasis digital yang lebih professional.

Pengabdian dilakukan selama tiga bulan (September – Nopember), ini dirasa cukup untuk memberikan pelatihan dan pembenahan pembukuan Masjid secara professional berbasis digital.

Tema yang diusung adalah Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Masjid; Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Masjid melalui Digitalisasi Sistem Keuangan.

Ketua takmir Masjid An-Nashir, Ari Winarto menyampaikan “Permasalahan yang kami hadapi adalah antara dana yang masuk dan keluar tidak tercatat secara sistematis. Aset yang ada belum diinventarisir secara digital, masih dicatat dalam pembukuan manual. Sementara  aset masjid terus bertambah seiring tingginya kesadaran warga dalam berinfak. Sehingga menjadi urgent untuk Menyusun pembukuan yang lebih profesional”.

Tjahyo Sukmono, Sekretaris Masjid An-Nashir menambahkan “Sumber pendanaan masjid berasal dari donatur, kotak amal, infaq, shadaqah, zakat, wakaf yang jumlahnya cukup besar. Masjid An-Nashir memiliki banyak sekali kegiatan yang dilakukan antara lain pengajian rutin ahad pahing, pasar bahagia, pengajian keluarga sakinah, tadarus, kajian tahfiz, kajian kitab bulughul maram, senam teraphy sehat jamaah dan taman pendidikan al qur’an”.

Dwi Sudaryati dalam aktivitas sosialisasi menyatakan “Kurangnya transparansi dalam pencatatan dana yang masuk dan keluar, berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan dari jamaah. Kondisi ini tidak sesuai dengan harapan jamaah yang ingin mendapatkan informasi yang jelas dan cepat tentang kegiatan dan keuangan masjid. Melalui pengabdian ini diharapkan pengelolan Masjid An-Nashir akan lebih baik lagi, transparan dan akuntabel”.

“Semua jenis asset masjid harus tercatat secara sistematis, baik asset yang bergerak maupun asset yang tidak bergerak. Asset yang mengalami penyusutan dan asset tetap”. Imbuh Sucahyo Heriningsih.

“Banyaknya aktivitas masjid membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga kedepannya disamping perlu pengelololaan keuangan yang transparans dan akuntabel berbasis digital, juga dibutuhkan pengelolaan ekonomi pengembangan unit usaha masjid. Dengan demikian masjid akan memiliki sumber pendanaan mandiri dan berkelanjutan” di lain kesempatan Dewi Novianti menambahkan.

Untuk menambah ketrampilan dalam digitalisasi keuangan tim pengabdian Dosen UPN veteran Yogyakarta menyerahkan seperangkat alat berupa satu unit lap top kepada pengurus Masjid An-Nashir.

Alhamdulillah, Kami sangat senang sekali dengan pelatihan, sosialisasi, dan pendampingan yang dilakukan oleh dosen-dosen UPN veteran Yogyakarta. Apalagi kami diberikan hibah berupa satu unit laptop yang akan memudahkan kami dalam membuat laporan keuangan yang transparan dan akuntabel berbasis digital”. Tutup Ari Winarto selaku ketua takmir Masjid An-Nashir.