Kolaborasi UPN Veteran Yogyakarta dan Bukit Asam Tingkatkan Produksi Pangan Melalui Inovasi Carbon Saver
Sleman_Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta dan PT. Bukit Asam tbk berkolaborasi dengan BUMP Pengayom Tani Sejagad, UNPAD, UNS dan Kweni 5 mengembangkan inovasi pertanian berkelanjutan dengan ditemukannya formula Carbon Saver. Inovasi baru ini dikemas melalui “Panen Perdana Hilirisasi Formula Carbon Saver Untuk Pertanian Yang Berkelanjutan”. Tujuan dari sinergi inovasi ini yaitu untuk menghadapi tantangan di bidang pertanian, khususnya dalam pengurangan emisi karbon dan peningkatan hasil panen.
Dr. Ir. Susila Herlambang M.Si., selaku Ketua Tim Hilirisasi Carbon Saver menyampaikan rasa apresiasinya atas terciptanya inisiatif hilirisasi Carbon Saver.
“ Ini merupakan langkah cerdas untuk mengimplementasikan hasil penelitian ke dunia nyata, menguntungkan petani, dan berkontribusi bagi lingkungan,” terang Ketua Tim Hilirisasi Carbon Saver.
Ia menambahkan bahwa hilirisasi bukan hanya tentang mengolah produk, tetapi juga tentang menciptakan dampak positif bagi masyarakat, ekonomi dan lingkungan.
“Melalui Carbon Saver, kita membuka peluang baru bagi petani untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan hasil pertanian, dan menjaga kelestarian tanah kita. Saya mengajak semua pihak untuk bersinergi, berkolaborasi, dan mendukung hilirisasi produk ini. Mari bersama-sama kita wujudkan pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” lanjut Ketua Tim Hilirisasi Carbon Saver UPN Veteran Yogyakarta.
Dedy Saptaria Rosa, Vice President Sustainability PT Bukit Asam tbk menjelaskan PT Bukit Asam tbk sebagai BUMN Pertambangan di Indonesia memiliki komitmen yang besar dalam mengembangkan riset terhadap teknologi hilirisasi batubara yang berwawasan lingkungan.
Hal ini sesuai Noble Purpose induk BUMN Pertambangan Indonesia MIND ID "Kami Mengeksplorasi Sumber Daya Alam untuk Peradaban, Kemakmuran, dan Masa Depan yang Lebih Cerah"
Selain itu Bukit Asam juga berkomitmen dalam menjalankan ESG dan SDG's, sebagai wujud Good Mining Practice dan program-program dekarbonisasi, selaras dengan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan."
Dengan komitmen menjalankan ESG, SDGs menjadi inisiatif keberlanjutan. Program hilirisasi carbon saver ini bekerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi Negeri, Para Ahli Tanah dan Mikrobia, Pelaku Pertanian Organik yang telah menjadi pengekspor beras organik selama beberapa tahun ini, Pelaku Pengembangan Tehnologi Tepat Guna diantaranya :
- UPN Veteran Yogyakarta
- UNPAD Bandung
- UNS Surakarta
- Para Profesor Ilmu Tanah dan Mikrobia
- PT Pengayom Tani Sejagad Wonogiri
- Kweni 5 Yogyakarta
Sejak 4 tahun belakangan ini melakukan banyak riset dalam rangka mendukung komitmen di atas dan fokus pada Riset, Pengembangan dan Produksi untuk industri pangan yang berkelanjutan.
Riset tersebut telah berhasil menghasilkan beberapa produk yang dibutuhkan industri pangan antara lain pupuk organik, mesin peralatan tepat guna berbasis energi terbarukan seperti (Pompanisasi air dengan tenaga surya, pengusir hama bertenaga surya, penjernih air bertenaga surya dll) , modifikasi mesin peralatan agar mudah dipergunakan dan dirawat oleh petani, pembenah tanah yang mampu menyimpan unsur karbon di dalam tanah yang di beri nama Carbon Saver termasuk melakukan asesmen masyarakat petani agar mampu mengembangkan diri untuk perubahan teknologi pertanian konvensional ke organik, lanjut Dedy.
Sebagai informasi bahwa Carbon Saver ini merupakan sebuah produk untuk tanah yang selain untuk pembenah tanah agar lebih stabil kesehatannya, juga mengandung nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Produk Carbon Saver ini bersifat organik yang ramah lingkungan bahkan mampu mengurangi pelepasan unsur karbon di dalam tanah, hal ini sesuai hasil laboratorium yang dilakukan oleh tim PT Anagata Agro Abadi yang dalam riset pengembangan produk ini diketuai oleh bapak Dr Ir Susila Herlambang dari UPN Veteran Yogyakarta.
Seluruh kandungan produk Carbon Saver ini bersifat organik yang dibutuhkan untuk industri pangan secara berkelanjutan.
Seluruh tim kerja yang terlibat dalam proses riset dan produksi karbon saver ini telah memiliki pengalaman di bidangnya masing masing sehingga efektifitas dan efisiensi dalam prosesnya sudah teruji.
Dengan melakukan riset dan pengembangan teknologi ramah lingkungan yang salah satunya adalah memproduksi Carbon Saver ini, PT Bukit Asam tbk berharap industri Pertanian di masa datang akan lebih kompetitif harganya, lebih ramah lingkungan, rendah residu sehingga sangat mendukung Program Pemerintah Dalam Pengembangan Industri Pangan Nasional di masa mendatang dan mendukung Program swasembada pangan nasional.
Ir Teguh Wardoyo selaku Direktur Operasi BUMP Pengayom Tani Sejagad menjelaskan gagasan hilirisasi carbon saver untuk industri pangan sangat membantu percepatan penyehatan lahan, sangat relevan dengan teknologi pertanian organik yang telah kami lakukan selama ini sehingga potensi pasar pangan organik dalam negeri maupun ekspor makin terbuka.
Roy Ubaya selaku Desainer dan Kolaborator Program Pangan Berkelanjutan menyampaikan bahwa desain hilirisasi carbon saver yang merupakan bagian dari Program Ruang Rural Bukit Asam (Rumpun pangan berbasis energi terbarukan yang ramah lingkungan) ini, dilaksanakan bersama Para Akademisi, Pelaku Pertanian, Pelaku Usaha Pabrikasi Teknologi Tepat Guna serta Para Ahli merupakan strategi pangan yang lebih efektif efisien dan ramah lingkungan.
Penggunaan formula carbon saver tidak menjanjikan naiknya produksi walau secara fakta lapangan prduksi ada peningkatan tetapi kami mengoptimalkan harga pokok produksi pangan menjadi lebih kompetitif sehingga nilai tukar petani akan naik dampak dari lebih kompetitifnya harga pokok produksi tersebut.
Selain itu, melalui hilirisasi carbon saver ini secara otomatis akan memberi dampak lebih sehatnya tanah mengingat pada formula carbon saver ini terdapat unsur-unsur pembenah tanah organik yang menyediakan ruang-ruang sebagai tempat penyimpanan unsur carbon di dalam tanah.
Dengan makin banyaknya penggunaan unsur organik dalam tanah maka otomatis hasil produksi pangan akan memiliki residu yang rendah sehingga secara jangka panjang dan berkelanjutan terciptalah pangan yang akan mendukung terciptanya generasi muda dan lingkungan yang sehat di masa datang.