Kunci Guyub Mahasiswa di Kampus Warisan Pejuang

  • Selasa 27 Agustus 2019 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 2024
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Jakarta: Internalisasi nilai-nilai ke-Indonesiaan kepada mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta melalui pendidikan bela negara jadi kunci harmonisnya hubungan antarsivitas akademika. Nilai-nilai bela negara terus dilestarikan di kampus warisan para pejuang ini.
 
"Kampus ini diwariskan oleh pejuang, sejak awal didirikan oleh pejuang dan diresmikan oleh presiden Soekarno memang membawa pesan khusus. Kampus ini diharapkan mampu menghasilkan pelopor-pelopor di bidang pembangunan, dijiwai semangat disiplin, belajar untuk membangun dilandasi nilai nilai bela negara," kata Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Mohamad Irhas Effendi saat dihubungi Medcom.id, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2019.

Terlebih lagi, setelah kembali berstatus Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pada 2014 lalu. Diperkuat dengan diterbitkannya Perpres nomor 121 tahun 2014 tentang Pendirian Universitas Nasional "Veteran" Yogyakarta, pada pasal 2 ayat 2 yang berbunyi"Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki identitas bela negara yang diatur dalam statuta Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
 
"Di Peraturan Presiden (PP) UPN nilai-nilai itu juga dicantumkan, mungkin hanya satu-satunya, UPN ini yang melekat aturan dalam peraturan presiden sehingga wajib kami implementasikan," terangnya.
 
Irhas menjelaskan, implementasi tersebut sudah dilakukan sejak seleksi penerimaan mahasiswa. Dengan merekrut mahasiswa baru yang memiliki karakter pemahaman bidang bela negara. "Itu kami prioritaskan misalnya kami melihat nilai kewarganegaraannya, kemudian kedua adalah nanti yang memiliki prestasi awal, paskibraka pramuka, itu kami prioritaskan," terangnya.
 
Kemudian nantinya, mahasiswa baru akan mendapatkan pendidikan bela negara bekerja sama dengan Akademi Angkatan Udara (AAU). Prosesnya, terang Irhas, bertahap, selesai di AAU dikirim ke Pusdiklat di Kemenhan.
 
"Mulai kuliah tahun pertama mereka berseragam, memulai kuliah dengan disiapkan dan berdoa. Kemudian saat kuliah, kami punya mata kuliah khusus mengenai bela negara, namanya Wimaya, selain itu kami juga mempunyai mata kuliah pendukung bela negara," ujarnya.
 
Mata kuliah tambahan tersebut jelasnya, ada di mata kuliah peminatan. Ia mencontohkan, di prodi Pertambangan, bagaimana menyiapkan tambang yang memiliki ciri bela negara.
 
"Untuk prodi manajemen misalnya, bagaimana manajemen keuangan yang berbasis bela negara," ucapnya.
 
Nantinya mahasiswa akan mendapatkan sertifikat, jika sudah menyelesaikan semua kegiatan pendidikan bela negara. Sertifikat itu nanti akan digunakan untuk ujian akhir.
 
Meski sudah mendapatkan sertifikat bukan berarti mahasiswa tidak diuji lagi, mengatakan mahasiswa akan kembali diuji pemahamannya tentang bela negara. "Ujian lisan menjamin mereka tidak hanya dapat nilai mata kuliah, tapi kami akan uji juga pemahaman mereka dalam bela negara. Ini proses penyadaran pemahaman internalisasi dan kami deteksi perubahan sikap dan perilaku apakah bela negara atau tidak," terang Irhas.
 
Dengan internalisasi nilai bela negara itulah, kegiatan di UPN Veteran Yogyakarta yang sivitas mahasiswanya terdiri dari banyak kalangan bisa berjalan guyub dan harmonis. "Kalau di UPN kan memang bervariasi dari berbagai kalangan, itu semua kami satukan, beri pemahaman yang sama bahwa kita berada di satu negara yang memiliki ideologi sama, mesti kita junjung tinggi NKRI," ujarnya.
 

Sumber

https://www.medcom.id/pendidikan/inspirasi-pendidikan/GKdR2Rdb-kunci-guyub-mahasiswa-di-kampus-warisan-pejuang