SLEMAN - Bagi masyarakat Yogyakarta atau yang menetap di kota pelajar tentu sudah tidak asing dengan Gudeg. Makanan olahan nangka muda bercitarasa manis dan gurih ini merupakan menu tradisional Yogyakarta. Dalam perkembangannya gudeg sudah dikenal banyak orang sehingga menjadi jajanan wajib bagi wisatawan yang berkunjung di kota ini. Saking terkenalnya banya sentar-sentra Gudeg atau rumah makan yang menyajikan menu ini diantaranya Sentra Gudeg Barek dan Wijilan.

Dibalik manisnya gudeg ternyata makanan ini menjadi salah satu penyumbang besar limbah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul. Sebanyak 14.210 ton limbah kulit nangka dihasilkan setiap tahunnya dari hasil produksi gudeg.

“Gudeg sudah menjadi salah satu ikon Yogyakarta, namun jangan sampai hasil limbahnya justru merugikan bagi kota ini. Sehingga kami mencoba untuk memanfaatkan limbah gudeg.” Jelas Fardhan Nauval Akbar, Mahasiswa Teknik Perminyakan yang merupakan anggota PKM-Kewirausahaan UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) melalui aplikasi pesan singkat.

Bersama rekan-rekannya Noer Avivah (Teknik Geofisika 2018), Nurwanti Ibtisamah Sagala (Teknik Geofisika 2018), Aurora Yupita Achmada (Agribisnis 2018), dan Ichsanul Rizal Husen (Agribisnis 2019) berinovasi membuat produk kertas daur ulang berbahan dasar limbah kulit nangka muda.

Limbah kulit Nangka yang mereka dapatkan dari Sentra Gudeg Barek kemudian diolah bersama kertas daur ulang. Setelah melalui beberapa proses kulit Nangka dan kertas menjadi kertas daur ulang baru.

“Produk kertas ini kami design sedemikian rupa menjadi kardus untuk kemasan souvenir, hadiah atau hantaran. Produk ini kami beri nama Jackybox yang merupakan kepanjangan dari jackfruit gift box atau kardus buah Nangka.” Terangnya.

Fardhan menjelaskan kertas daur ulang yang dihasilkan tersebut lebih kuat karena kulit nangka muda yang menjadi bahan dasarnya mengandung selulosa yang tinggi. Selulosa sendiri merupakan rantai panjang molekul gula yang membentuk komponen utama dari dinding sel tumbuhan yang berfungsi untuk memberikan kekuatan tumbuhan.

“Harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan gift box yang ada di pasaran karena bahan baku yang digunakan merupakan bahan daur ulang. Hasil karya kami dapat dilihat di instagram @jackybox.id.” jelasnya. (wwj/humas)