SEMINAR NASIONAL MENGENAI PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

  • Selasa 09 Oktober 2018 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 1814
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Sleman- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UPN “Veteran” Yogyakarta merupakan salah satu lembaga pelaksana akademik yang bertugas dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta kembali menggelar Seminar Nasional Call Paper dan Pameran Hasil Penelitian dan Pengabdian Kemenristek Dikti ke 4 tahun 2018 dengan tema “Aplikasi Rist Dalam Dunia Industri Untuk Kemajuan Bangsa”.

Ketua LPPM Dr. Ir. Heru Sigit Purwanto, M.T, mengatakan untuk mempersiapkan zaman era revolusi industry 4.0, jumlah penelitian eksternal ada 46, jumlah penelitian internal ada 32, pengabdian eksternal ada 6 dan pengabdian internal ada 24 penelitian. Jumlah total penelitian di UPN “Veteran” Yogyakarta tahun ini sejumlah 108.

“Penelitian yang sudah dipatenkan di UPN “Veteran” Yogyakarta tahun 2018 sudah mencapai 8, untuk penelitian yang sudah di hak cipta sejumlah 137 penelitian, “terang Heru.

Ia juga menambahkan bahwa UPN “ Veteran” Yogyakarta juga telah bekerjasama  dengan BECRAF, yang telah memfasilitasi merk dagang dan desain industry sejumlah 1.196.

Ketua LPPM juga berharap penelitian UPN “Veteran” Yogyakarta semakin bertambah meningkat untuk mempersiapkan menuju era revolusi industry.

Sambutan sekaligus pembuka Seminar Nasional, di buka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Mohammad Irhas Effendi, M.S, mengatakan UPN “Veteran” Yogyakarta memiliki banyak teknologi migas, mudah-mudahan segera ada payung hukumnya untuk komersialisasi .

“Ia menambahkan Kami selaku institusi menyambut baik acar seminar ini, karena salah satu indikator penting dalam penilaian keluaran hasil penelitian.

Dalam kesempatan ini LPPM mengundang 2 narasumber, narasumber yang pertama Prof. Dr. Ocky Karna Rajasa, M. Sc, selaku Dirut Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemenristek Dikti RI, mengatakan bahwa masalah riset nasional yang pertama adalah Sumber Daya Manusia. Indonesia hanya memiliki peneliti berkualitas S3 sejumlah 15% dari total peneliti. Jumlah SDM 1.071 orang per juta penduduk. Produktifitas peneliti di Indonesia masih rendah.

Ia juga menjelaskan  mengenai masalah riset nasional mengenai management riset, bahwa riset masih disamakan dengan kegiatan Biokratik, Penelitian belum memiliki system kompetisi terbuka, belum berjalannya system reward dan punishment dalam iklim riset, “tambahnya.

Ocky juga mengatakan bahwa penelitian yang dahulunya menggunakan aplikasi Arjuna tahun depan sudah terindeks semua ke sitem “SINTA”.

Narasumber yang kedua, Bapak Sutijastoto, selaku Kepala Badan Litbang ESDM RI mengatakan bahwa inovasi harus yang menghasilkan sesuatu yang bisa dijual.

Sutijastoto mengungkapkan strategi  komersialisasi dan hilirisasi hasil-hasil penelitan dengan mengambil konsep sinergi dan kerja sama dalam pola ABGC, yaitu akademisi, bisnis, pemerintah, dan komunitas. Selain itu perlu dibentuk Tim Inkubator Bisnis dalam membantu langkah-langkah upaya percepatan komersialisasi. (humas/dewi)