TIM PENELITI UPN “VETERAN” YOGYAKARTA BERHASIL MENCIPTAKAN INOVASI SEMEN DARI BAHAN CANGKANG TELUR DAN ENCENG GONDOK

  • Rabu 05 Februari 2025 , 12:53
  • Oleh : Dewi
  • 134
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Yogyakarta, 4 Februari 2025 –Tim peneliti dari Dosen Teknik Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta berhasil menciptakan inovasi semen dari bahan cangkang telur dan enceng gondok. Hasil dari riset ini dipimpin oleh Dr. Heri Septya Kusuma, S.Si., M.T., bersama empat mahasiswa unggulannya Aurelio Muhammad Saleemah Agung, Najla Anira Putri, Muhamad Shifu, dan Nafisa Illiyanasafa berhasil mengembangkan eco-cement inovasi berbasis limbah pertanian yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki potensi sebagai material konstruksi masa depan.

Dr. Heri Septya Kusuma, S.Si., M.T. selaku  dosen UPN 'Veteran' Yogyakarta  sekaligus selaku pimpinan  penelitian Eco-Cement menyampaikan  bahwa hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Hybrid Advances, sebuah jurnal internasional bereputasi yang terindeks Scopus, menandai kontribusi UPN "Veteran" Yogyakarta dalam pengembangan teknologi material berkelanjutan di tingkat global dengan artikel ilmiah berjudul "Production and Characterization of Eco-Cement Using Eggshell Powder and Water Hyacinth Ash.

Heri menyampaikan bahwa tim peneliti menggunakan bubuk cangkang telur (Eggshell Powder/ESP) dan abu eceng gondok (Water Hyacinth Ash/WHA) sebagai bahan utama dalam pengembangan eco-cement. Pemanfaatan limbah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku konvensional yang memiliki jejak karbon tinggi, sekaligus mengatasi permasalahan lingkungan akibat limbah organik yang tidak termanfaatkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa eco-cement ini mengandung kalsium oksida (CaO) lebih dari 70% dan silika (SiO?) dalam jumlah yang cukup, yang berperan penting dalam aktivitas pozzolanik dan peningkatan kekuatan material.

Pengujian laboratorium dilakukan menggunakan teknologi karakterisasi material yang canggih untuk memastikan kualitas eco-cement yang dihasilkan. X-ray Fluorescence (XRF) mengonfirmasi bahwa komposisi kimia eco-cement ini menyerupai semen konvensional, sedangkan Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) membuktikan keberadaan kalsium silikat hidrat (C–S–H) dan kalsit, dua senyawa utama yang berkontribusi terhadap daya rekat dan ketahanan material. Sementara itu, Scanning Electron Microscopy (SEM) mengungkap bahwa eco-cement dengan kandungan WHA sebanyak 9% memiliki struktur mikro yang lebih padat dan porositas yang lebih rendah, sehingga memberikan daya tahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan formulasi lainnya.

“Keunggulan lain dari eco-cement ini adalah potensi reduksi emisi karbon hingga 30% dibandingkan semen konvensional. Proses produksi semen tradisional diketahui menyumbang 5–8% dari total emisi CO? global, sehingga inovasi ini memberikan solusi nyata bagi industri konstruksi yang lebih berkelanjutan. Jika dibandingkan, produksi semen Portland konvensional menghasilkan 850–900 kg CO? per ton, sedangkan eco-cement yang dikembangkan oleh tim UPNVY hanya menghasilkan 600–650 kg CO? per ton, menjadikannya pilihan yang lebih ramah lingkungan,” terang Heri.

Ia juga menambahhkan bahwa hasil penelitian ini membuktikan bahwa limbah agro seperti cangkang telur dan eceng gondok memiliki potensi besar untuk menggantikan sebagian bahan baku dalam produksi semen. Tidak hanya mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas, tetapi juga mampu mengatasi permasalahan limbah yang sering kali menjadi tantangan lingkungan. Dengan karakterisasi yang telah kami lakukan, eco-cement ini menunjukkan kualitas yang kompetitif dengan semen konvensional dan bahkan memiliki daya tahan yang lebih baik dalam beberapa aspek. Ke depan, kami berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut hingga ke tahap implementasi industri dan aplikasi dalam proyek konstruksi nyata.

“Semoga penelitian serupa dapat terus dikembangkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan menginspirasi lebih banyak mahasiswa serta dosen untuk aktif melakukan penelitian dan publikasi di jurnal-jurnal internasional bereputasi,” terang dosen Teknik Kimia  UPNVY.

Penulis: Dewi