Tim UPN"Veteran" Yogyakarta kunjungi semburan Bojonegoro

  • Jumat 22 April 2016 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 2231
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

"Gas yang keluar dari semburan lumpur Jari, tidak berbahaya," kata Ketua Tim UPN "Veteran" Yogyakarta, Dr. Jatmika Setiawan, di Bojonegoro, Kamis.

Bojonegoro (Antara Jatim) - Tim Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Yogyakarta, mengunjungi semburan lumpur di Desa Jari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, untuk melakukan evaluasi bahaya gas yang keluar, Kamis.

"Gas yang keluar dari semburan lumpur Jari, tidak berbahaya," kata Ketua Tim UPN "Veteran" Yogyakarta, Dr. Jatmika Setiawan, di Bojonegoro.  

Ia mengunjungi lokasi semburan Jari, didampingi Nur Arief Nugroho (geologi), Betmono dan Cahyoko Aji, keduanya dari perminyakan, ketiganya juga dari UPN "Veteran" Yogyakarta dan Sekretaris Kecamatan Gondang, Basuki. 

Pendapat Tim UPNV Yogyakarta ini, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Bandung dan Yogyakarta, yang menyebutkan semburan lumpur Jari, mengeluarkan gas beracun.

     

Bahkan, menurut Jatmika, yang ahli tektonik itu, lokasi semburan lumpur di Jari itu, merupakan energi yang terbarukan, sebab yang keluar kalau musim hujan adalah gas dan air    

"Semburan yang keluar gas dan air, bukan lumpur. Kemungkinan air yang keluar bisa menyuburkan tanaman," katanya    

Ia mengemukakan lokasi setempat bisa menjadi Kahyangan Api ke-2 di Bojonegoro, setelah Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem. Caranya, lokasi setempat, yang masih mengeluarkan gas,  diberi tumpukan batu.

"Karena yang keluar gas, maka kalau dinyalakan akan menjadi api yang tidak kunjung padam," ucapnya, menambahkan. 

Namun, lanjut dia, kalau musim hujan lokasi setempat akan tetap mengeluarkan gas dan air, sehingga mirip sumur "blekutuk" di Kahyangan Api di Kecamatan Ngasem.

     

Menurut dia, kalau gas yang keluar berbahaya, maka pengunjung juga peneliti dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Bandung, sudah pingsan, ketika mendekat ke lokasi semburan.   

Oleh karena itu, ia akan menyarankan kepada Bupati Bojonegoro Suyoto, agar melepas papan pengumuman awas gas beracun dan tanah amblas di sekitar semburan Jari. 

"Potensi di Jari  bisa menjadi pendukung wisata alam "geoheritage petroleum" di Bojonegoro, untuk energi terbarukan," ucapnya, menegaskan.   

Seorang warga Desa Jari, Kecamatan Gondang, Kardjo, menambahkan Warga, sebelum ada semburan lumpur itu, ketika kemarau sering menyalakan api, karena ada gas yang keluar dari dalam tanah.

"Pengunjung terus berdatangan, dan sampai hari ini tidak ada pengunjung yang mengalami keracunan gas, seperti pingsan," jelas Sekretaris Kecamatan Gondang, Basuki.   

Semburan lumpur bercampur air dan gas di Desa Jari, Kecamatan Gondang, diketahui warga pada 7 April, yang sebelumnya didahului dengan gempa. (*)