UPN Veteran Yogyakarta Gelar Simulasi Evakuasi di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional

  • Selasa 26 April 2022 , 03:03
  • Oleh : Dewi
  • 1506
  • 2 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Sleman_Dalam rangkaian Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2022 Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta (UPNVY) melakukan beragam kegiatan di antaranya pelatihan siap siaga bencana sampai dengan keterlibatan di Puncak Kesiapsiagaan Hari Bencana 2022. Wakil Ketua Satgas COVID-19 dan Koordinator Kegiatan HKB UPNVY 2022, Arif Rianto Budi Nugroho mengatakan bahwa pihak kampus mendorong agar melakukan latihan rangkaian simulasi evakuasi bencana.

"UPNVY untuk partisipasi kali ini melakukan latihan evakuasi mandiri secara bersama dengan pemencetan sirine dan bunyi lain. Pegawai akan keluar ke titik kumpul terdekat," kata Arif pada Selasa (26/4/2022).

Dia mengatakan bahwa latihan ini untuk mengedukasi civitas kampus untuk mengenali ancaman bahaya, memahami risiko dan membangun budaya sadar bencana. Sejak tahun 2017 sendiri, mereka memulai dari lingkup yang kecil kemudian kini berkembang ke lingkup yang lebih luas.

"Sejak 2017 kami melakukan beberapa kegiatan tertentu dengan sedikit personil. Tahun ini seluruh civitas akademi dan pegawai melakukan evakuasi amndiri. Karena individu ini sangat penting menyelamatkan diri. Dalam kajian keselamatan itu 30 persen itu dari individu dari petugas keselamatan hanya 1,7 persen," katanya.

Selain latihan evakuasi, kali ini ada pula pengecekan alat pemadam kebaran dan memastikan apakah alat masih berfungsi atau tidak. Kemudian ada pula pengajaran manajemen bencana di tingkat civitas akademi hingga sosialisasi dari BNPB.

"Upaya ini arahnya untuk mengedukasi untuk mengenali bahaya dan ancaman di sekitarnya dan harapannya menjadi budaya sadar bencana," katanya.

Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 UPNVY dan Koordinator Diskusi Persaudaraan Gunung Api, Eko Teguh Paripurno dalam kegiatan puncak HKB mengatakan bahwa sejauh ini banyak penggerak di masyarakat yang terlibat dalam kesadaran bencana di gunung api.

"Ada banyak rekan yang berkiprah secara swadaya, menguatkan keluarga dan berkontribusi pada pengautan kapaistas dengan gunung di sekitarnya," katanya.

Dari berbagai cerita yang dipaparkan para penggerak swadaya ini, ada banyak yang bisa dipelajari. Salah satunya tertang pemahaman resiko bencana itu penting.

"Poin yang saya tangkap bahwa pengetahuan tentang risiko bahaya, perencanaan, nggak boleh berhenti dan harus terus disampaikan ke yang lain," katanya.