UPNVY Ajak Mahasiswa Hadapi Era Disrupsi

  • Kamis 06 September 2018 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 1763
  • 2 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN – Saat ini kita sedang menghadapi fenomena disrupsi yaitu situasi di mana pergerakan dunia industri atau persaingan kerja tidak lagi linear. Perubahannya sangat cepat, fundamental dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru.

Disrupsi berarti evolusi teknologi yang menyasar semua celah kehidupan manusia yang berakibat digitalisasi. Sebagian pihak mengatakan bahwa disrupsi adalah sebuah ancaman. Namun banyak pihak pula mengatakan kondisi saat ini adalah peluang.

Menghadapi era disrupsi, UPN “Veteran” Yogyakarta bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Komputer Yogyakarta menggelar Kuliah Umum yang diselenggarakan di Ruang Seminar Fakultas Pertanian, Kampus UPN Condongcatur, Rabu (5/9/2018). Kuliah umum diikuti sekitar 120 mahasiswa Program Studi Teknik Informatika dan para dosen.

“Era kini menandai dimulainya demokratisasi pengetahuan yang menciptakan kesempatan bagi kita untuk memanfaatkan dunia teknologi dengan produktif.” Kata Singgih Saptono, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama saat memberikan sambutan.

Mahasiswa, lanjut Singgih menjadi generasi penerus tumpuan negara ini dalam menjawab tantangan era disrupsi. Singgih mengajak mahasiswa harus bisa segera beradaptasi, dan mengenali bagaimana keadaan sekarang yang penuh dengan perubahan.

Era disrupsi juga membawa perubahan pada peluang pekerjaan. Era ini membuka peluang karir di bidang teknologi informasi, salah satunya di bidang industri games.

“Pada ajang Asian Games lalu untuk pertamakalinya e-sport dipertandingkan sebagai salah satu cabang olahraga,” kata Deddy Irfan, pembicara dari Jagad Review.

Meskipun dalam taraf eksibisi, hal ini tentu menjadi batu loncatan yang besar bagi dunia e-sport. Deddy mengajak mahasiswa agar berlatih untuk mempersiapkan diri jika e-sport akan menjadi salah satu cabang olah raga yang dipertandingkan kelak.

Deddy menjelaskan kebutuhan sumber daya pada bidang e-sport sangat banyak. Tidak hanya players, atau pemain namun support talent yang berada dibalik pemain juga banyak.

“Soal penghasilan, satu logo yang dipasang di kostum player itu nilainya bisa 1 atau 2 mobil.” Katanya diiringi decak kagum para peserta kuliah umum yang hadir.

Deddy berpesan agar mahasiswa memiliki management waktu yang baik jika tertarik di bidang gaming. Pasalnya bermain games menimbulkan rasa kepuasan sehingga menyebabkan adiksi.

“Untuk gamers professional target mereka medali jadi tidak akan puas jika hanya menang. Jadi kalian harus punya target,” katanya.

Pada kesempatan ini Deddy juga mengajak mahasiswa untuk hadir pada gelaran Yogya Komtek pada bulan ini di Jogja Expo Center (JEC) untuk mencoba pengalaman dan bereksperimen dengan perangkat komputer dengan teknologi terbaru. (wwj/humas)