Mahasiswa Pertanian UPN Veteran Dapat Wejangan dari Alumni

  • Minggu 15 Desember 2019 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 2016
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN, KRJOGJA.com - Ikatan Keluarga Alumni UPN Veteran Yogyakarta menggelar reuni akbar sekaligus seminar Pertanian Maju di kampus terpadu UPN Veteran, Sabtu (14/12/2019). Menghadirkan beberapa alumni yang berkiprah di berbagai bidang pekerjaan diantaranya Hendro Harijogi Poedjono, Director Corporate Affairs and Agro Blue Waves Group Singapore, Eddy Martono, Ketua Bidang Agraria dan Tata Ruang Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit dan Adhi Brahmantyo, Operation dan IT Director PT Bank Bukopin.

Seminar berlangsung cukup menarik diantaranya saat Hendro Harijogi menceritakan bagaimana alumni Pertanian UPN Veteran berusaha melaksanakan bela negara di bidang sesuai pekerjaan. Hendro menceritakan saat beberapa waktu lalu produk kelapa sawit asal Indonesia ditolak masuk Pakistan akibat adanya pernyataan dari Menteri Kesehatan setempat.

“Saat itu saya datang karena di sana produk kita disebutkan bisa menyebabkan kanker dan itu disampaikan Menkes Pakistan. Saya datang ke sana dan bertemu dengan Menteri Pertanian, menteri ilmu pengetahuan dan beberapa ahli di sana yang akhirnya kelapa sawit kita tak dibanned di sana. Ini volunter saya niat pribadi tanpa diminta, namun dampaknya untuk negara,” ungkapnya di depan peserta seminar.

Hendro juga mengingatkan mahasiswa dan insan muda UPN Veteran untuk tetap mempertahankan ciri khas bela negara, ketika terjun ke masyarakat. “Tidak hanya di sektor ekonomi, namun anti korupsi dan anti narkotika. Peperangan sekarang adalah cyber, ekonomi, sosial budaya, kita harus siap. Peran kita harus ditunjukkan kalau kita ini lulusan UPN Veteran,” ungkapnya.

Hendro yang kini tinggal di Singapura pun menceritakan bagaimana negara tetangga tersebut memiliki pertahanan perkapita lebih tinggi daripada Israel yang saat ini masih dalam status perang. Singapura pun diberikan predikat salah satu wilayah paling aman di dunia saat ini.

“Di Singapura ada one force, dan ini mencontoh pertahanan rakyat semesta Indonesia. Singapura negara paling damai di Asia Tenggara tapi mereka punya pertahanan per kapita lebih tinggi dari Israel. Masyarakatnya terlibat untuk ikut di dalam pertahanan negara. Kalau orang jadi permanen residence anaknya ikut dalam wajib ikut dalam bela negara. Bagaimana negara lain membela diri untuk bangsanya. Ini yang harus kita punyai untuk Indonesia,” ujarnya. 

Sementara rektor UPN Veteran Yogyakarta Dr M Irhas Effendi mengatakan saat ini kampusnya menjadi kampus bela negara terbaik dalam rentan waktu dua tahun terakhir. Hal tersebut membawa konsekuensi bagi UPN untuk membangun role model terkait impelemntasi UU PSDN.

“Kita diminta membuat role model diklat untuk TNI, bagaimana sebetulnya perguruan tinggi diarahkan bela negara. Kita punya tanggung jawab bangun role model dari implementasi UU PSDN khususnya untuk perguruan tinggi,” ungkap Irhas. (Fxh)