Batal Wisuda, Rektor UPNVY Sampaikan Tiga Pesan

  • Sabtu 18 April 2020 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 1964
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN - Prosesi wisuda biasanya menjadi momen istimewa bagi para wisudwan/wati maupun orang tua. prosesi ini menjadi momentum mahasiswa menapaki babak baru di dunia kerja. Namun kali ini, Wisuda Program Diploma, Sarjana, dan Magister Periode Ke-3 TA 2019/2020 UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) dirayakan berbeda dari biasanya. Tidak ada gegap gempita kemeriahan prosesi wisuda, tidak ada kemegahan auditorium, tidak ada alunan merdu Paduan Suara Mahasiswa, dan tidak ada sorak sorai kegembiraan.

Itulah yang dirasakan wisudawan/wisudawati pada Sabtu, 18 April 2020 lalu. Moment penting kelulusan mereka dari bangku kuliah tidak dapat dirayakan karena pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan negara-negara lain di dunia.

“Semoga apa yang kita lalui saat ini menjadi kontribusi terhadap bangsa ini untuk melindungi dan mengurangi dampak yang lebih luas penyebaran virus Covid-19.” ujar Rektor UPNVY, M. Irhas Effendi dalam sambutan kepada wisudwan yang ia sampaikan secara daring melalui social media.

Rektor mengatakan pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia menyebabkan dampak yang luar biasa hampir di semua bidang. Bencana yang datang tiba-tiba ini membuat kaget banyak pihak, termasuk dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa.

Lebih lanjut Rektor mentampaikan bahawa pandemi ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah, melainkan seluruh bangsa Indonesia. Semuanya harus bersama – sama dan bahu membahu untuk menghadapi pandemi ini.

Pada kesempatan tersebut Rektor menyampaikan tiga pesan kepada para wisudawan. Pertama, nurut atau patuh. Yaitu bersama-sama mencari jalan keluar untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Caranya yaitu patuh mengikuti anjuran pemerintah. Belajar, beribadah dan bekerja dari rumah.

Kedua, nulung atau menolong. Menurut Rektor selama ini bangsa Indonesia pernah diuji denganberbagai cobaan melalui bencana diantaranya tsunami Aceh, gempa Jogja, gempa Palu. Dengan berbagai ujian ini ia menilai jiwa dan solidaritas bangsa Indonesia terbukti ampuh menghadapi semua bencana yang melanda.

“Saya bangga, di tengah pandemi ini menyaksikan tumbuhnya tunas-tunas solidaritas dari civitas akademika. Kami melalui Pusat Studi Manajemen Bencana membentuk Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 di lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta.” ujaranya.

Tim ini melakukan program dukungan pembelajaran daring, dukungan kebutuhan dasar, dukungan peningkatan kapasitas unit pelayanan kesehatan, dan dukungan peningkatan ketangguhan Desa – Mitra tanggap COVID-19.Tim juga memberikan dukungan dalam bentuk bantuan kepada para mahasiswa yang membutuhkan.

Badan Ekskutif Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan bergandengan tangan menggalang aksi solidaritas mulai dari dukungan terhadap tenaga medis, masyarakat dan lain sebagainya.

“Pandemi ini meluluhlantakkan sendi kehidupan, namun dengan solidaritas sosial menjadi harapan dan perlawanan. Mari berdiri tegak melawan pandemi ini.” tegasnya.

Ketiga, nggolek atau mencari. Hari ini dan hari – hari kedepan, bangsa Indonesia dan juga bangsa – bangsa lain di dunia kemungkinan akan menghadapi tantangan lebih besar di bidang ekonomi. Hal ini tentu saja akan berdampak bagi wisudawan/wisudawati untuk menapaki dunia kerja.

“Kalian akan menapaki awal dari perjuangan kehidupan yang baru dan penuh liku. Berinovasilah dengan ilmu yang sudah kalian dapatkan dan ciptakan peluang usaha.” pesan rektor.

Ke empat, nyerak atau mendekat. Jadikan pandemi bagian ujian dari Allah SWT kepada hambanya agar kembali kepada hambaNya.

“Dekatkan diri kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah dan berdoa. Yakinlah dengan segala ikhtiar dan usaha yang kita lakukan, Allah SWT akan menjawab doa kita. Pegang teguhlah nilai – nilai luhur bangsa kita, nilai – nilai jiwa bela negara. Jangan tergoda oleh tipuan dunia fana yang akan menyengsarakan bangsa.” pungkasnya. (wwj/humas)