Indonesia Siap Jadi Lumbung Pangan Dunia di Masa Pandemi

  • Selasa 15 Desember 2020 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 2488
  • 2 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak satu tahun terakhir banyak memporakporandakan perekonomian berbagai bangsa. Bahkan sejumlah negara maju pun kelimpungan menghadapi pandemi.

Indonesia sendiri meski juga terdampak, namun diprediksi menjadi satu dari lima negara besar di dunia yang mampu bertahan menghadapi pandemi. Bahkan menjadi lumbung pangan bagi negara-negara lain yang mengalami krisis pangan.

“Lima negara yang mampu menghadapi krisis pangan pasca-pandemi adalah kita (indonesia),” kata Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI, dalam studium generale di UPNV Yogyakarta, Selasa (15/12/2020).

Menurut Bambang, sekitar 7,8 miliar warga dunia diprediksi mengalami krisis pangan akibat Covid-19. Indonesia diperkirakan memiliki peluang untuk mengisi kebutuhan pangan tersebut.

Yang paling terjangkau, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan sekitar 4 miliar penduduk dunia. Sehingga negara ini tidak hanya memenuhi pasar 270 juta penduduk dalam negeri, namun juga 4 miliar penduduk yang berharap Indonesia membantu krisis pangan.

“Ketahanan pangan ini sebagai bagian dari sistem pertahanan kita,” ujarnya.

Bambang menambahkan, generasi muda harus mampu melihat masa depan Indonesia. Ketahanan pangan bisa diwujudkan dengan pengembangan desa sebagai lumbung pangan.

Kaum muda, lanjut Bambang, tidak lagi berpikir kerja di kota namun justru harus melihat peluang di desa. Sebab perputaran ekonomi yang besar saat ini ada di desa-desa, termasuk di bidang pertanian.

“Dengan teknologi yang makin berkembang, maka orang tidak perlu lagi ada di kota besar dengan kantor yang megah dan mahal. Bisnis masa depan tidak banyak butuh karyawan, orang-orang banyak dibutuhkan di desa-desa untuk pertanian,” ungkapnya.

Bambang berharap kampus-kampus semakin banyak mengimplementasikan riset di bidang pertanian. Dengan demikian akan semakin banyak negara yang melirik bangsa ini untuk membantu ketahanan pangan mereka.

“Pengembangan pertanian di desa membutuhkan peran perguruan tinggi, karena itu sudah tepat UPNV mengembangkan riset di bidang pertanian karena dunia menuju ke sana,” ungkapnya.

Rektor UPNV Yogyakarta, Irhas Effendy, mengungkapkan kebijakan bela negara diterapkan kampus tersebut. Hal itu dilakukan agar kampus tersebut mampu menghasilkan lulusan yang mampu berperan dalam pembangunan bangsa.

“Bela negara diimplementasikan dalam berbagai program di kampus,” ujarnya.