MAHASISWA UPN VETERAN YOGYAKARTA MENEMUKAN BAHAN DASAR LEM PIPA DARI LIMBAH BOTOL PLASTIK

  • Selasa 10 November 2020 , 10:26
  • Oleh : Ritta Humas
  • 2198
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Sleman- Sinta Nur Senja, beserta Indah Putri Wahyuni, Salsabila Safia Dyaninta, Akmal Baihaqi, dan Muhammad Hanif Ardiyan mahasiswa-mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPNVY dengan dibimbing oleh Ismianti, S.T., M.Sc berhasil lolos ke tahap PIMNAS 2020 yang ke-33. PIMNAS 2020 ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom dan livestream via Youtube PUSPRENAS (Pusat Prestasi Nasional) pada tanggal 24-29 November 2020. Bersaing dalam kategori PKM-M (Pekan Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat), judul PKM yang mereka usung yaitu “Pemanfaatan Limbah Botol Plastik menjadi Lem Pipa Desa Sukunan, Sleman, Yogyakarta”. Program pemanfaatan limbah botol plastik menjadi lem pipa di Bank Sampah Desa Sukunan bertujuan untuk membantu mengurangi sampah botol plastik sehingga sampah yang tidak terurai tersebut memiliki nilai tambah dengan menjadi lem pipa.

Sinta Nur Senja selaku ketua tim Libola (Limbah Botol Plastik) menjelaskan pemilihan mitra di Desa Sukunan bukan tanpa alasan. Masyarakat di Desa Sukunan termasuk masyarakat yang sadar akan pengelolaan sampah. Berdasarkan keprihatinan terhadap masalah lingkungan yang diakibatkan oleh pengelolaan sampah yang buruk, masyarakat Desa Sukunan menginisiasikan integrasi pengelolaan sampah warga melalui sistem bank sampah yang telah didirikan sejak 2016. Bank Sampah Desa Sukunan merupakan salah satu pengelola lingkungan sekaligus menjadi desa wisata di Yogyakarta. Selain mendapat keuntungan dalam aspek kebersihan dan kesehatan lingkungan, sistem pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat menghasilkan berbagai manfaat lain seperti membuat kompos dari olahan sampah organik, pendapatan dari penjualan sampah anorganik ke pengepul, hingga produk kerajinan sampah yang bernilai ekonomis. Segala pencapaian yang diraih masyarakat tersebut membuat Desa Sukunan bertransformasi menjadi desa wisata, bahkan menjadi panutan desa wisata berbasis pengelolaan sampah bagi desa lain. Menjadi desa wisata, pengelola Desa Sukunan juga membuka paket kunjungan hingga paket menginap dengan berbagai fasilitas, namun pengelolaan sampah di Desa Sukunan bukan tanpa celah. Beberapa sampah yang telah dipilah belum dapat teralokasikan secara maksimal. Hal ini dapat menimbulkan penumpukan sampah di bank sampah dan mengurangi keindahan di Desa Sukunan. Berangkat dari fenomena inilah Tim Libola menggagas ide kreativitas mereka dengan memanfaatkan limbah botol plastik menjadi suatu barang yang bernilai guna lebih, yaitu sebagai lem pipa.

Sinta menambahkan kegiatan PKM yang dilakukan tim Libola meliputi observasi lapangan, penyusunan alur pengelolaan dan proses pembuatan, koordinasi dengan koordinator dan pengurus Bank Sampah Mandiri, sosialisasi masyarakat secara daring mengingat kondisi yang sedang dilanda Pandemi Covid-19, pemberian materi, dan pelaksanaan pembuatan lem pipa dari botol plastik. Luaran atau hasil yang diharapkan adalah sebagai salah satu penyediaan lingkungan yang ramah dari pencemaran limbah padat di daerah Desa Sukunan. Sehingga muara dari program ini diharapkan Desa Sukunan dapat menjadi pelopor dan desa percontohan untuk daerah lain dalam rangka peduli lingkungan serta memberi suatu nilai tambah untuk barang yang sudah tidak terpakai. Hasil yang telah dicapai saat ini berdasarkan pada indikator keberhasilan yaitu telah dilakukannya sosialisasi dengan pengurus Bank Sampah, pembuatan lem pipa dengan pengurus, dan pemberian materi. Sosialisasi pembuatan lem pipa dari botol plastik telah dilaksanakan dan ditujukan kepada pengurus Bank Sampah Desa Sukunan dengan metode dalam jaringan (daring) melalui Zoom dan Grup Whatsapp.

“Harapan dari saya, semoga dengan adanya kesempatan ini, saya beserta tim dapat memberikan yang terbaik pada saat presentasi daring di acara PIMNAS ke-33 tahun 2020. Mohon doa dan dukungannya semoga lancar dan mendapatkan hasil yang terbaik”, pungkas Sinta saat diwawancarai secara daring. Humas / Vera Indratiami