Prodi Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta Gelar Pelatihan Simulasi Resolusi Konflik

  • Senin 07 Oktober 2024 , 02:28
  • Oleh : Dewi
  • 1750
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Jurusan Hubungan Internasional (HI) UPN Veteran Yogyakarta, melalui Kelompok Studi Mahasiswa Defence and Security Studies (KSM DEFENSIA), mengadakan Pelatihan Simulasi Resolusi Konflik (PSRK) 2024. Acara yang bertema Carbon Trading dalam Mitigasi Perubahan Iklim Global: Solusi Nyata atau Sekedar Greenwashing ini, berlangsung selama dua hari yakni Jumat-Sabtu, 13–14 September 2024.

Kegiatan dimulai dengan kuliah umum yang diadakan di Ruang Seminar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Kuliah ini menghadirkan pakar dalam bidang carbon trading dan teori konflik sebagai pengantar bagi simulasi konflik yang dilaksanakan pada hari berikutnya.

Dengan lebih dari 140 peserta, kuliah umum ini berjalan dengan sangat interaktif. Para peserta terlibat dalam diskusi dinamis yang berhasil menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif dan memperkaya wawasan para peserta sebagai mahasiswa terkait perdagangan karbon dan dampaknya terhadap mitigasi perubahan iklim.

Dalam sesi kuliah umum, narasumber menyoroti bahwa skema carbon trading memang dianggap sebagai salah satu solusi mitigasi perubahan iklim global. Namun, di balik skema tersebut, terdapat beberapa konflik yang kerap muncul, khususnya menyangkut ketidaksetaraan dan kepentingan antarnegara.

Sejumlah mahasiswa peserta pelatihan menyambut baik terselenggaranya Pelatihan Simulasi Resolusi Konflik 2024 tersebut.

“Dari kuliah umum ini aku belajar kalau skema carbon trade menekankan bahwa negara maju memiliki tanggung jawab besar untuk menurunkan emisi, sedangkan negara berkembang sering kali mengalami kesulitan untuk memenuhi regulasi yang ada. Hal ini menyebabkan ketidaksetaraan dalam pelaksanaannya," ujar Indah yang merupakan salah satu peserta Pelatihan Simulasi Resolusi Konflik 2024.

Walaupun sudah ada regulasi dan badan yang mengawasi mekanisme ini, implementasinya tidak selalu berjalan dengan lancar, terutama di negara-negara berkembang. Banyak masyarakat yang tidak dilibatkan dalam proses negosiasi, yang memunculkan kekhawatiran akan adanya manipulasi informasi, atau yang disebut sebagai brainwashing.

Pada hari kedua, peserta mengikuti simulasi konflik yang bertema resolusi konflik internasional terkait perdagangan karbon. Simulasi ini mengadopsi model mediasi, di mana para peserta berperan sebagai aktor-aktor yang terlibat dalam penyelesaian konflik multilateral.

Simulasi ini menghadirkan mediator berpengalaman, yaitu Muwalliha Syahdani, S.Sos., C.Me., serta Luluk Dewantari, S.Sos., keduanya merupakan mediator bersertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dengan model mediasi ini, mahasiswa diberi pemahaman langsung tentang bagaimana negosiasi antaraktor non-negara dilakukan dalam penyelesaian konflik internasional.

"Model simulasi yang  diusung berbeda dengan model United Nations. Di sini kita diajarin fokus pada penyelesaian konflik yang melibatkan aktor non-negara dengan aturan agenda yang berbeda," ujar Hilmi, salah satu peserta lainnya.

Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang tertarik pada kajian pertahanan dan keamanan global, terutama dalam konteks mitigasi perubahan iklim. Tidak hanya membahas aspek pertahanan militer, pelatihan ini juga menyoroti peran berbagai aktor non-negara dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meminimalkan kerusakan akibat emisi karbon. Kegiatan ini memberikan pemahaman lebih dalam mengenai mekanisme negosiasi dalam konflik internasional, baik oleh negara maupun aktor non-negara. Pengalaman yang diperoleh diharapkan menjadi bekal berharga bagi para peserta dalam menghadapi dinamika global di dunia profesional nantinya.

Dengan pelatihan simulasi ini, para peserta mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam situasi dunia nyata, sehingga dapat memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan dan masyarakat di masa depan.

Penulis : KSM DEFENSIA – Prodi HI UPN Veteran Yogyakarta