Dies Natalis Ke-62, UPNVY Gelar Webinar Tentang Riset Ekonomi
Sleman- Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) bekerja sama dengan BI (Bank Indonesia), ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), dan IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) Yogyakarta menyelenggarakan webinar nasional dalam rangka dies natalis UPNVY ke-62. Webinar yang diselenggarakan pada tanggal 25 November 2020 ini diselenggarakan secara daring melalui media Zoom. Kondisi perekonomian di Indonesia akibat dari pandemi Covid-19 dan upaya pemulihannya saat ini menjadi fokus baru untuk terus bertahan dan berkembang di tengah pandemi. Sehingga dibutuhkan penguatan ketahanan perekonomian nasional dalam menopang proses pemulihan perekonomian dengan salah satu caranya yaitu mensinergikan antara dunia pendidikan dan perekonomian melatar belakangi adanya webinar nasional ini. Webinar yang mengangkat tema “Implementasi Riset Ekonomi dalam Memperkuat Ketahanan Perkonomian Nasional” turut menghadirkan pembicara Miyono (Deputi Direktur KPw (Kantor Perwakilan) BI DIY), Dr. Sriyono, M.Si., Ak., CA, Dr. Sujatmika, M.Si, Dr. Khoirul Hikmah, M.Si, dan Dr. Didi Nuryadin, M.Si, dengan dimoderatori oleh Dr. Akhmad Syari’udin, M.Si.
Rektor UPNVY Dr Mohamad Irhas Effendi MSi menyatakan dampak pandemi Covid-19 terhadap aspek ekonomi DIY selama dua semester tahun 2020 ini mengakibatkan kontraksi pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif. Disisi lain, juga berdampak positif terhadap pertumbuhan di sektor sosial, kesehatan, dan komunikasi.
“Dampak sosial mengubah cara berkomunikasi dan berinteraksi juga perilaku konsumen dalam kegiatan transaksi ekonomi,” ucap Irhas Effendi mengawali webinar, Rabu (25/11).
Irhas Effendi menyampaikan, webinar ini dapat mengupas berbagai hasil riset ekonomi yang nantinya bisa memberi konstribusi untuk memperkuat ketahanan ekonomi. Mengimplemantasikan hasil riset kepada dunia praktisi, menjadi wadah sharing akademisi. Juga mengembangkan implikasi riset dalam bidang stratejik manajemen, penganggaran berbasis pancasila, portofolio investasi, maupun perkembangan berkelanjutan dalam memperkuat ekonomi nasional.
Miyono selaku keynote speaker menjelaskan mengenai materi ecotourism di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) selama masa pandemi Covid-19. Beliau menyebutkan bahwa DIY memiliki visi pada tahun 2025 bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Pusat Pendidikan, Pusat Budaya, dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera. Ia juga menjelaskan bahwa DIY tengah mengalami kontraksi pada triwulan III 2020, tetapi juga perekonomian di triwulan III mengalami perbaikan jika dibanfingkan dengan triwulan sebelumnya. DIY sebagai Pusat Pendidikan atau yang kerap kali disebut sebagai “Kota Pelajar” perlu menilik komparasi daya beli mahasiswa di DIY antara tahun 2016 dengan 2020 bahwa konsumsi dari mahasiswa pendatang ke DIY berkontribusi pada tingkat 7,1% di PDRB DIY dan salah satu kontributor terbesar konsumsi dari mahasiswa yaitu komponen konsumsi rekreasi, hiburan dan lifestyle. Berangkat dari komponen tersebut, sektor ekonomi kreatif perlu bersaing dan terus berkembang di masa pandemi Covid-19 ini. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian dari KPw BI DIY tahun 2016 bahwa laju pertumbuhan dan distribusi PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) DIY pada aplikasi dan game developer dan film, animasi dan video berada di atas tingkat rata-rata nasional.
Dr. Sujatmika, M.Si selaku pembicara kedua menjelaskan mengenai materi penganggaran pemerintah daerah berdasarkan Pancasila. Penganggaran berdasarkan Pancasila setidaknya harus memenuhi prinsip mentoleransi, mengadilkan, melindungi, menyejahterakan, dan mencerdaskan. Lima prinsip tersebut bermuara pada prinsip penyatuan, bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan prinsip terbaik bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi nilai kapitalis. Prinsip-prinsip penganggaran berdasarkan Pancasila perlu diimplementasikan agar selaras dengan pasal 23 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi,”Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Dr. Didi Nuryadin, M.Si selaku pembicara keempat menjelaskan mengenai materi kebijakan pembangunan berkelanjutan: studi kasus Kota Yogyakarta melalui pemodelan sistem dinamis. Beliau menjelaskan latar belakang dari penelitian ini berangkat dari fenomena-fenomena di Yogyakarta, seperti kepadatan penduduk, penurunan RTH (Ruang Terbuka Hijau), peningkatan polusi udara, derajat kejenuhan lalu lintas yang mencapai rata-rata 0,55, dan permukaan air tanah. Demi mewujudkan SDG (Sustainable Development Goals atau Tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan), peneliti membangun model dinamis melalui CLD (Casual Loop Diagram) berbasis system dinamics yang mampu menggambarkan kompleksitas hubungan antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan di wilayah Kota Yogyakarta dan APY (Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta). Sehingga didapati beberapa kesimpulan seperti faktor penduduk yang menyebabkan derajat kejenuhan lalu lintas, faktor penduduk dan wisatawan menyebabkan kenaikan permintaan air bersih yang selanjutnya berdampak pada kenaikan penerimmaan pajak hotel, dan skenario yang paling memungkinkan untuk memenuhi ketersediaan air bersih yaitu dengan meningkatkan service level PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Humas / Vera Indratiami