Di Balik Layar Learning Express 2024: Pengalaman Berharga Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Ikuti KKN Internasional

  • Selasa 17 September 2024 , 09:43
  • Oleh : Dewi
  • 149
  • 4 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta
Kegiatan Learning Express 2024 kolaborasi UPN Veteran dan Singapore Polytechnic.

INFOUPNYK - Program Learning Express 2024, yang merupakan buah kolaborasi UPN Veteran Yogyakarta dan Singapore Polytechnic, baru saja berakhir pada Jumat (13/9) lalu. Peserta yang terlibat berbagi cerita tentang perjalanan mereka, melewati rintangan bahasa hingga pengalaman lintas budaya serta memberi kesan mendalam dalam diri. Program yang berlangsung selama 12 hari ini, tidak hanya tentang pengabdian masyarakat, tetapi juga tentang penemuan diri dan pembelajaran baru yang tidak didapat hanya dari kelas.

Salah satu peserta dari Singapore Polytechnic, Jun Wei, turut membagikan kesannya dengan antusias. Mahasiswa jurusan Integrated Events and Project Management ini, awalnya mengikuti program dengan motivasi sederhana, yakni menantang dirinya dan mencari teman baru dari luar negeri.

“Saya lebih suka kegiatan lapangan daripada hanya belajar di kelas. Saya ingin mencoba sesuatu yang baru, dan ini memberi saya kesempatan untuk bertemu teman teman baru dari Indonesia,” ujarnya saat dijumpai beberapa waktu lalu.

Meskipun mengaku belum memiliki banyak pengalaman pergi ke luar negeri, Jun Wei merasa terbuka dan tertarik untuk menjelajahi budaya Indonesia yang baginya sangat berbeda dari yang biasa dilihat di Singapura. Salah satu momen yang paling ia nikmati adalah saat membatik dan mengunjungi kandang kebo di Desa Ngalian, tempat program ini dilaksanakan.

“Saya tidak pernah melihat hal semacam ini di Singapura, dan menurut saya, ini pengalaman yang sangat menyenangkan,” tambahnya sambil tersenyum.

Ia berharap program seperti ini dapat berkembang lebih luas, melibatkan lebih banyak mahasiswa, tidak hanya dari UPN Veteran Yogyakarta, tetapi juga dari universitas-universitas lain di Yogyakarta.

“Saya ingin lebih banyak teman-teman saya di Singapura dan Indonesia merasakan pengalaman yang sama, belajar budaya baru dan menjalin persahabatan yang melampaui batas negara,” harap Jun Wei.

Berbeda dengan Jun Wei, Nadinta, mahasiswa Teknik Geologi angkatan 2021 UPN Veteran Yogyakarta, memiliki cerita tersendiri di balik motivasinya mengikuti program ini. Ia tertarik karena jadwal program yang tepat, sehingga memungkinkan dirinya untuk mulai fokus menyusun skripsi setelah KKN selesai. Namun, mengikuti kegiatan ini ternyata membawanya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga lebih dari ekspektasinya

“Program ini berbeda dari KKN biasa. Kita harus meringkas program yang biasanya 30 hari menjadi 10 hari, terutama dalam hal pengumpulan data. Dalam waktu yang singkat, kami harus mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi yang sesuai untuk desa,” jelasnya.

Pengalaman menggunakan design thinking dalam menganalisis kebutuhan masyarakat merupakan tantangan tersendiri bagi Nadinta dan teman-temannya. Proses tersebut memaksa mereka berpikir lebih dalam dan sistematis, berbeda dari pendekatan KKN konvensional.

Salah satu hal yang membuat Nadinta merasa beruntung adalah teman sekelompoknya. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka mampu bekerja sama dengan baik dan saling melengkapi.

“Tidak ada yang merasa lebih dominan. Kelompok kami saling mendukung dan itu menambah rasa syukur tersendiri dalam mengikuti program ini,” ungkapnya.

Walaupun terdapat tantangan dalam perbedaan bahasa dengan peserta dari Singapore Polytechnic, Nadinta mengaku bahwa hal tersebut tidak menjadi hambatan besar. Malahan, ia dan teman-teman Indonesia berusaha mempersiapkan diri lebih dulu sebelum peserta dari Singapura tiba, termasuk melakukan survei awal ke lokasi KKN.

“Karena kami sudah tahu kondisi lapangan, jadi kami bisa membantu teman-teman dari Singapura memahami situasi lebih cepat,” kata Nadinta.

Di akhir program, baik Jun Wei maupun Nadinta memiliki pesan yang serupa. Mereka berharap kesempatan mengikuti KKN Internasional bisa lebih disebarkanluaskan dan diakses oleh lebih banyak mahasiswa. Nadinta juga berharap, informasi tentang program ini bisa lebih luas, sehingga semakin banyak mahasiswa yang tahu dan bisa ikut berpartisipasi.

"Rasanya menyenangkan bisa bekerja dengan teman-teman baru bukan hanya dari jurusan lain tapi juga negara lain, dan memperluas cara pandang terhadap masalah yang ada di masyarakat," tambah Nadinta.

Dengan berakhirnya program Learning Express 2024, para peserta mengaku tidak hanya membawa pulang hasil analisis dan solusi yang mereka rancang, tetapi juga kenangan dan pengalaman manis bersama mereka. Mulai dari menjalin interaksi budaya, kolaborasi lintas negara, hingga persahabatan baru, mereka belajar bahwa pendidikan sejati tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga di lapangan, di tengah masyarakat. Bagi Jun Wei, Nadinta, dan peserta lainnya, pengalaman ini adalah langkah kecil namun berarti dalam perjalanan hidup mereka.

Penulis: Devindra Ghiffary